Powered By Blogger

Selasa, 23 November 2010

Tugas Seminar Akuntansi Keuangan ( Judul: Kenakalan Remaja)


KENAKALAN REMAJA

 

A. Kenakalan remaja di era globalisasi

1. Pengertian

Kenakalan remaja di era modern ini sudah melebihi batas yang sewajarnya. Banyak anak dibawah umur yang sudah mengenal Rokok, Narkoba, Freesex, dan terlibat banyak tindakan kriminal lainnya. Fakta ini sudah tidak dapat dipungkuri lagi, anda dapat melihat brutalnya remaja jaman sekarang.
Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya.
Remaja akan mengalami periode perkembangan fisik dan psikis sebagai berikut :
  1. Masa Pra pubertas ( 12 – 13 tahun )
  2. Masa Pubertas ( 14 – 16 tahun )
  3. Masa Akhir Pubertas ( 17 – 18 tahun )
  4. Dan Periode Remaja Adolesen ( 19 – 21 tahun )
Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia 13-18 tahun. Pada usia tersebut, seseorang sudah melampaui masa kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia berada pada masa transisi.

Para ahli mendefinisikan kenakalan remaja sebagai berikut :
Kartono, ilmuwan sosiologi
Kenakalan Remaja atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Juvenile Delinquency merupakan gejala patologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial. Akibatnya, mereka mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang".

Santrock
"Kenakalan remaja merupakan kumpulan dari berbagai perilaku remaja yang tidak dapat diterima secara sosial hingga terjadi tindakan kriminal."

Paul Moedikdo,SH
  1. Semua perbuatan yang dari orang dewasa merupakan suatu kejahatan bagi anak-anak merupakan kenakalan jadi semua yang dilarang oleh hukum pidana, seperti mencuri, menganiaya dan sebagainya.
  2. Semua perbuatan penyelewengan dari norma kelompok tertentu untuk menimbulkan keonaran dalam masyarakat.
  3. Semua perbuatan yang menunjukkan kebutuhan perlindungan bagi sosial.
Kenakalan remaja sering disebut juga dengan Juvenile Delinquency ialah perilaku jahat (dursila) atau kejahatan anak-anak muda. Anak-anak muda yang jahat itu disebut juga sebagai anak cacat secara sosial.
Uvenile berasal dari bahasa Latin “Juvenilus”, artinya anak-anak, anak muda, ciri karakteristik pada masa remaja. Delinquent berasal dari kata Latin “delinquere” yang berarti terabaikan, mengabaikan, yang kemudian diperluas lagi maknanya menjadi jahat.

Mengenal siapa remaja dan apa problema yang dihadapinya adalah suatu keharusan bagi orang tua. Dengan bekal pengetahuan ini orang tua dapat membimbing anaknya menataki­ masa-masa krisis tersebut dengan mulus. Hal ini sangat dirasakan oleh semua karena di bahu remaja masa kini terletak tanggung jawab moral sebagai generasi penerus, menggantikan generasi yang ada saat ini. Mereka inilah yang kelak berperan menjadi sumber daya manusia yang tangguh dan berkualitas, menjadi aset nasional dan tumpuan harapan bangsa dalam kompetisi global, yang tentunya kian hiruk pikuk di abad ke XXI.
2. Bentuk-bentuk Kenakalan

Adapun bentuk-bentuk dari kenakalan remaja adalah :

1.      Kebut-kebutan dijalanan yang mengganggu keamanan lalu lintas dan membahayakan jiwa serta orang lain

2.      Membolos sekolah lalu bergelandangan sepanjang jalan dan kadang-kadang pergi ke pasar untuk bermain game

3.      Memakai dan menggunakan bahan narkotika bahkan hal yang mereka anggap ringan yakni minuman keras.

4.      Perjudian dan bentuk-bentuk permainan lain dengan taruhan, seperti permainan domino, remi dan lain-lain.

5.      Perkelahian antar geng, antar kelompok, antar sekolah, sehingga harus melibatkan pihak yang berwajib.

6.      Dan lain – lain.

3. Ciri – ciri Kenakalan Remaja

Dalam hal ini terdapat beberapa macam ciri-ciri tenteng kenakalan remaja adalah sebagai berikut :

1.      Pemarah, apabila menghadapi suatu permasalahan dan masalah itu terasa tidak cocok maka seketika itu bisa langsung marah.

2.      Pemalas, biasanya kalau seseorang apabila sudah terjerumus kedalam hal yang negatif biasanya akan menjedi seorang yang pemalas dalam segala hal-hal yang bersifat baik.

3.      Tidak memiliki rasa belas kasih yang besar.

4.      Mudah putus asa atau tidak sabaran.

5.      Apabila dilihat dari segipakaiannya tidakpernah memakai pakaian yang rajin atau sering memakai pakaian yang tidak pantas untk dipakai, seperti laki-laki memakai pakaian perempuan atau sebaliknya.

6.      Potngan rambut atau keadaan tubuhnya tidak pernah diperhatikan.

7.      Tidak mengenal yang namanya dosa.

8.      Dan tidak pernah merasa takut terhadap siapapun.

9.      dan lain-lain.

4. Gejala – gejala Kenakalan Remaja

Adapula Gejala-gejala yang dapat dilihat pada anak yang mengalami kenakalan remaja adalah :

1.      Anak tidak disukai teman-temannya sehingga bersikap menyendiri.

2.      Anak sering menghindar dari tanggungjawab mereka di rumah dan di sekolah.

3.      Anak sering mengeluh kalau mereka memiliki permasalahan yang mereka sendiri tidak bisa selesaikan.

4.      Anak mengalami phobia atau gelisah yang berbeda dengan orang-orang normal.

5.      Anak jadi suka berbohong.

6.      Anak suka menyakiti teman-temannya.

7.      Anak tidak sanggup memusatkan perhatian

8.      Dan lain – lain.

B. Sebab-sebab Terjadinya Kenakalan Remaja

Sesuatu hal dalam hidup ini yang dapat menjadikan diri kita semakin terbelakang dan tertinggal untuk menjadikan atau membangun negara yang baik dan maju yaitu adanya penyabab dari kenakalan remaja dan salah satu dari penyebab kenakalan remaja (internal) adalah :
  1. Kurangnya kasih sayang dari orang tua.
  2. Kurangnya pengawasan dari orang tua.
  3. Adanya pertengkaran atau perselisihan antara Bapak dengan Ibu, Bapak dengan anak dan ibu dengan Anak.
  4. Orang tua terlalu membebaskan kepada anaknya dalam hal apapun
  5. Terjadinya kesalahan dalam mendidik anak
  6. Orang tua terlalu menekan keinginan anaknya
  7. Reaksi frustasi diri
  8. Gangguan pengamatan dan tanggapan pada anak remaja
  9. Gangguan berfikir dan intelegensi pada diri remaja
  10. Gangguan perasaan pada anak remaja
Begitu juga penyebab salah satu dari kenakalan remaja (eksternal) adalah :
  1. Pergaulan dengan teman yang tidak sebaya.
  2. Peran dari perkembangan iptek yang berdampak negatif.
  3. Tidak adanya bimbingan kepribadian dari sekolah.
  4. Dasar-dasar agama yang kurang
  5. Tidak adanya media penyalur bakat dan hobinya
  6. Kebebasan yang berlebihan
  7. Masalah yang dipendam
  8. Ketidak cocokan atau ketidak nyamanan terhadap lingkungan yang ia tempati
  9. Kurangnya pendidikan yang ia dapat sewaktu masih muda atau kanak-kanak.
  10. Mudah tergiur terhadap hal-hak yang bersifat negative
C. Dampak Negatif Kenakalan Remaja
Setelah seseorang melakukan sebuah usaha baik itubaik atau tidak baik yang pasti akan menerima atau mendapatkan manfaat, dan apabila yang dikerjakannya itu selalu bersimpangan dengan ajaran agama maupun peraturan dari negara maka juga pasti akan mendapatkan dampak / akibatnya.
Adapun dampak negative dari kenakalan remaja sebagai berikut :
  1. Apabila bertempat dimasyarakat akan mendapatkan teguran atau gunjingan dari masyarakat setempat.
  2. Akan dibenci, di jauhi dan di musuhi banyak orang.
  3. Tidak disukai oleh khalayak.
  4. Mereka akan menjadi bodoh karena mereka tidak mau belajar, tidak pernah belajar dan tidak mau memikirkan pelajaran.
  5. Mereka tidak dapat mengatur waktunya dengan baik karena waktunya habis terbuang untuk bermain – main dan bersenang – senang.
  6. Dapat merusak positif dan tidak pernah melakukan ibadah sehingga memgakibatkan remaja menjadi nakal dan melakukan perbuatan yang tidak baik.
D. Tips – tips Untuk Mengatasi dan Mencegah Kenakalan Remaja
Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.
Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan point pertama. Kemauan orangtua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta keluarga yang harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi remaja.
Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul. Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.
Berikut tips – tips untuk mengatasi dan mencegah kenakalan remaja sebagai berikut :
  1. Perlunya kasih sayang dan perhatian dari orang tua dalam hal apapun. Karena dengan cinta kasih mereka merasa di perhatikan.
  2. Adanya pengawasan dari orang tua yang tidak mengekang. contohnya: kita boleh saja membiarkan dia melakukan apa saja yang masih sewajarnya, dan apabila menurut pengawasan kita dia telah melewati batas yang sewajarnya, kita sebagai orangtua perlu memberitahu dia dampak dan akibat yang harus ditanggungnya bila dia terus melakukan hal yang sudah melewati batas tersebut.
  3. Biarkanlah dia bergaul dengan teman yang sebaya, yang hanya beda umur 2 atau 3 tahun baik lebih tua darinya. Karena apabila kita membiarkan dia bergaul dengan teman main yang sangat tidak sebaya dengannya, yang gaya hidupnya sudah pasti berbeda, maka dia pun bisa terbawa gaya hidup yang mungkin seharusnya belum perlu dia jalani.
  4. Pengawasan yang perlu dan intensif terhadap media komunikasi seperti tv, internet, radio, handphone, dll.
  5. Perlunya bimbingan kepribadian di sekolah, karena disanalah tempat anak lebih banyak menghabiskan waktunya selain di rumah.
  6. Perlunya pembelanjaran agama yang dilakukan sejak dini, seperti beribadah dan mengunjungi tempat ibadah sesuai dengan iman kepercayaannya.
  7. Kita perlu mendukung hobi yang dia inginkan selama itu masih positif untuk dia. Jangan pernah kita mencegah hobinya maupun kesempatan dia mengembangkan bakat yang dia sukai selama bersifat Positif. Karena dengan melarangnya dapat menggangu kepribadian dan kepercayaan dirinya.
  8. Sebagai orang tua harus menjadi tempat curhat yang nyaman untuk anak, sehingga orang tua dapat membimbing dia ketika ia sedang menghadapi masalah.